Bangun pabrik baru di Jawa Timur, Siantar Top siapkan dana Rp560 miliar

Jum'at, 20 Desember 2019 | 15:17 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: PT Siantar Top Tbk (STTP) berencana membangun pabrik baru di dua wilayah di Jawa Timur, yakni Pasuruan dan Kertosono (Nganjuk). Ekspansi ini didasari oleh terus bertumbuhnya permintaan pasar, baik domestik mapun ekspor.

Direktur Utama PT Siantar Top Tbk, Agus Suhartanto menuturkan, saat ini kapasitas produksi pabrik di Sidoarjo sudah sekitar 85-90 persen. Sehingga perlu adanya pabrik dan mesin baru guna mengimbangi meningkatnya permintaan pasar.

"Kita memilih Pasuruan tepatnya di Kecamatan Beji, dan Kertosono, selain karena pabrik di Sidoarjo sudah tidak bisa dikembangkan lagi, juga pertimbangan upah buruh yang relatif lebih rendah khususnya di Kertosono," katanya pada public expose perseroan di Surabaya, Jumat (20/12/2019).

Ditambahkannya, luas lahan yang sudah dibebaskan dan dibutuhkan di kedua lokasi tersebut mencapai 200 hektare di Beji, Pasuruan dan 8 hektare di Kertosono. Pabrik baru tersebut nantinya akan difungsikan untuk produksi crackers dan noodle.

"Untuk ekspansi tersebut termasuk kebutuhan perluasan pasar di tahun 2020, perseroan menyiapkan belanja modal atau capex sebesar Rp 560 miliar," ungkap Agus didampingi Direktur Siantar Top, Armin.

Namun demikian, pihaknya belum bisa memastikan kapan pabrik tersebut mulai dibangun dan akan mulai beroperasi. Yang jelas, perseroa sudah mengantisipasi adanya penambahan kapasitas produksi.

Saat ini Siantar Top memiliki pabrik dan cabang penjualan di Tambak Sawah (Sidoarjo) dengan kontribusi penjualan sebesar 65 persen, Bekasi memberikan kontribusi 24 persen, Medan (Sumatra Utara) sebesar 10 persen, dan Makassar masih 1 persen.

Agus memaparkan, per September 2019, perseroan berhasil membukukan penjualan bersih sebesar Rp 2,59 triliun, atau naik 26,73 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 2,044 triliun.

Penjualan tersebut disumbang oleh produk noodle sebesar 27%, biskuit dan wafer sebesar 25%, 

crackers dengan kontribusi 36%, dan non produk 12%.

Sementara pada periode yang sama, laba bersih perseroan juga melonjak 88,9 persen dari Rp 199,65 miliar pada 2018 menjadi Rp 377,16 miliar di periode Januari-September 2019.

"Angka tersebut sesuai dengan proyeksi perseroan dimana kami menargetkan pertumbuhan penjualan di atas 20 persen," ujar Agus yang menargetkan hingga akhir tahun 2019 ini penjualan bersihnya bisa menembus Rp 3,5 triliun.

Direktur Siantar Top, Suwanto menambahkan, di tahun depan perseroan juga tetap mematok target pertumbuhan sekitar 15-20 persen. Berbagai langkah strategis pun dicanangkan, diantaranya dengan memperluas dan memperkuat pasar,, baik untuk domestik maupun ekspor.

"Saat ini komposisi pasar kita 90 persen lokal, dan 10 persen ekspor. Namun trennya pasar ekspor kita tumbuh positif, dimana tahun ini tumbuh sekitar 26,73 persen," jelasnya.

Ditambahkannya, saat ini fokus pengembangan pasar ekspor adalah di kawasan Asia dan Timur Tengah. Namun tak menutup kemungkinan perseoran juga memperluas kawasan Afrika dan Australia.

Suwanto bilang, beberapa produk yang banyak diminati pasar ekspor adalah noodle, khususnya merek Gemez Enaak. Produk ini sudah masuk ke sejumlah negara seperti Korea, Taiwan, China, Vietnam, Brunai Darussalam, dan beberapa negara Asia.

"Ke depan kita akan coba bawa beberapa produk lebih banyak dengan menyesuaikan lidah di negara tersebut," ujarnya. kbc7

Bagikan artikel ini: