Dunia usaha minati SDM peternakan program RMCP
JAKARTA, kabarbisnis.com: Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) bekerjasama Indonesia-Australia Partnership on Food Security in The Red Meat and Cattle Sector (RMCP) menyelenggakaran program pelatihan kerja bagi lulusan baru perguruan tinggi bidang peternakan mendapat respon positif dari dunia usaha. Program besutan yang diikuti 25 peserta dari alumni perguruan tinggi negeri (PTN) sejak November 2019 ini telah dilirik perusahaan di tempat magang.
Ketua Bidang Kerja Sama Antar Lembaga Pengurus Besar (PB) ISPI Robi Agustiar mengatakan 25 peserta dari lebih 200 pelamar yang mendaftarkan program pelatihan. Namun panitia RMCP melakukan seleksi dan verifikasi terhadap calon peserta diantaranya memilki IPK 3.00. Ke 25 peserta magang memperoleh kesempatan magang di 12 perusahaan diantaranya PT Citra Agro Buana Semesta, PT Juang Jaya Abadi Alam, PT Indo Prima Beef, PT Karuna Alam Sentosa Abadi, PT Superindo Utama Jaya, PT Buana Kaya Bakti dan PT Nutricell Pacific. se itu PT AEON, PT Hallen Livestock Trader Pty Ltd, Austrex and Livestock Shipping Services Pty Ltd.
Sejumlah perusahaan ini beragam profil bisnisnya dari jasa ekspor-impor peternakan daging merah, bisnis penggemukan sapi potong juga jasa kesehatan hewan dan nutrisi pakan.Peserta magang, sambung Robi mendapat praktik langsung bagaimana mengelola manajemen peternakan sapi potong dari hulu hingga proses bisnis, logistik dan mata rantai pasok industri peternakan.
Namun sebelumnya ke 25 peserta mendapat pelatihan untuk memahami tantangan dan peluang bisnis industri sapi potong di Tanah Air. Adapun dari program pelatihan kerja selama tiga bulan ini Robi mengakui sejumlah perusahaan siap merekut peserta magang.
Hanya saja, Robi enggan menyebutkan nama perusahaan dan jumlah peserta magang yang akan bergabung. ”Resminya. bulan Maret akan dievaluasi. Kita akan undang perusahaan-perusahaanya,” ujar Robi dengan nada diplomatis kepada wartawan ketika menyambangi peserta magang dalam rangka kegiatan monitoring dan supervisi di Serpong, Tangerang Selatan baru-baru ini.
Dalam kesempatan supervisi tersebut, para peserta magang melakukan presentasi serta pengalaman tentang hal apa saja berkaitan tugas yang dilakukan. Wira Wisnu Wardani, Technical Director PT Nuticell Pasific menyambut positif atas program RMCP . Menurut Wisnu kesiapan SDM yang baru lulus dari PT apakah sesuai dengan kebutuhan industri sangat bergantung soft skill yang dimiliki masing-masing individu.
Hanya saja umumnya perusahaan akan menilai baik apakah SDM tersebut memiliki kepribadian , disiplin, konsistensi dan tanggung jawab yang diamanatkan . Tidak kalah penting adalah tinggi passion yang harus dimiliki SDM atas dunia kerja yang digelutinya.Wisnu berharap fasilitasi yang diiniasi ISPI ini menjadi program yang berkesinambungan sebagai sarana yang efektif para lulusan sarjana peternakan menyelamani dunia kerja .
Aris, peserta magang dari alumni Polbangtan Jurusan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan Malang, Jawa Timur mengatakan melalui program RMCP menjadi kesempatan dirinya membentuk jejaring terkait bisnis peternakan. Tentunya, banyak hal yang baru dipahami di dunia kerja yang sebelumnya belum pernah diketahui selama di institusi pendidikan.
Seperti halnya di perusahaan ditempatnya magang. Bersama Isma, rekannya dari Insititut Pertanian Bogor (IPB) diberi kesempatan melakukan proyek anyar berkaitan media marketing. Kendati informasi mengenai segmentasi pasar dan harga serta penjualan produk dari perusahaan juga diperolehnya.
Aris menambahkan proyek yang digelutinya ini untuk mengisi materi ke dalam aplikasi android berkaitan konsultasi dokter hewan dengan peternak.Rencananya akan dirilis dalam pangelaran Indolive Stock mendatang.
Begitipula dengan Isma. Ia pun mendapat penugasan untuk mendukung pembentukan pasar baru dari produk ayam sehat yang bebas antibiotik. Hal ini sejalan dengan tuntutan FAO yang melarang penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP) terhadap pakan unggas, dan Indonesia pun melakukan hal sama sejak 1 Januari 2018.
“Kita sudah menginisiasi pasar ke AEON dan ritel modern lainnya. Juga rumah-rumah sakit merupakan pasar potensial bagi pemasaran produk ayam sehat,” kata Isma kepada kabarbisnis.com.
Sementara peserta magang di AEON , Ega juga dari IPB menuturkan pengalamannya bekerja di perusahaan ritel asal Matahari Terbit yang menerima 1 ton tiap bulannya ,namun tidak menanggalkan prinsip mutu dan kesehatan standarisasi tinggi terhadap produk ternak hewan yang dijualnya. Ega pun mengaku dibekali ilmu ‘memotong’ bagian dari sapi potong beragam. Jumlahnya mencapai 56 item.
“Potongan untuk daging rendang dengan konsumsi yakiniku dan teriyaki berbeda. Ini menjadi nilai tambah bagi peritel.Produk daging sapi dipasok sapi lokal, Australia dan ada dari Selandia Baru.Tapi tidak dengan kerbau India karena belum bebas Penyakit Mulut dan Kuku,” sergahnya.
Adapun Novi , peserta magang yang juga dari almamater IPB yang ditempatkan di perusahaan jasa eksportir ini ditugaskan untuk memeriksa dan memastikan bahwa praktik bisnis dari sapi hidup asal Australia yang akan dibeli feedlot (perusahaan penggemukan sapi red) tersebut tidak menyalahi prinisip kesejahteraan hewan.Pemeriksaan itu dilakukan disejumlah feedlot di Jawa dan Sumatera.kbc11
ITS raih gelar terbaik pada dua indikator kinerja utama PTN-BH
Hanya Rp1 jutaan, intip 5 kelebihan dan beberapa kekurangan Redmi 10C
Kuliner Indonesia sebarkan rasa di ajang ASEAN Bazaar di Buenos Aires
Lewat Reaksi, XLFL perkuat kontribusi organisasi mahasiswa dan startup ke masyarakat
Ecco Enzym olahan relawan binaan Smelting di Gresik bantu peternak sapi lakukan disinfeksi wabah kuku mulut