Bank Permata bukukan laba Rp1,5 triliun pada 2019

Rabu, 19 Februari 2020 | 17:55 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: PT Bank Permata Tbk (BNLI) membukukan laba bersih sebesar Rp 1,5 triliun pada 2019. Nilai tersebut tumbuh 66,5% (yoy) dibandingkan laba bersih perseroan pada tahun sebelumnya.

Direktur Utama Bank Permata Ridha D.M. Wirakusumah menyatakan kinerja Bank Permata yang mumpuni ini juga turut ditopang oleh perbaikan aset. Ini ditandai dengan menurunnya rasio kredit macet alias non perfoming loan dari 4,4% pada 2018 menjadi 2,8% pada 2019.

"Upaya kami untuk menjaga kualitas aset yang sehat, kedisiplinan biaya operasional secara efisien, menjaga rasio NPL di bawah ketentuan regulator, serta untuk memberi inovasi layanan yang berkelanjutan terutama melalui digitalisasi menjadi kunci utama keberhasilan mencapai target pendapatan bank di tahun ini," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (18/2/2020).

Profitabilitas Bank Permata hingga akhir 2019 tumbuh signifikan karena ditopang pertumbuhan pendapatan usaha yang meningkat. Laba operasional Bank Permata tumbuh 18,8% menjadi Rp 3,04 triliun. Nilai tersebut dikontribusikan dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh 5,6% (yoy), dan pendapatan komisi 24,3% (yoy).

Adapun marjin bunga bersih (NIM) Bank Permata juga tercatat meningkat 28 bps (yoy) menjadi 4,4% akhir tahun lalu. Seiring dengan kualitas aset yang secara konsisten membaik, biaya pencadangan kredit juga tercatat menurun 32,5% dari Rp 1,68 triliun pada 2018 menjadi Rp 1,14 triliun akhir tahun lalu.

Sementara kinerja intermediasi Bank Permata tercatat tumbuh 8,5% (yoy) dengan menyalurkan kredit Rp 108,15 triliun. Penopang pertumbuhan utamanya berasal dari segmen wholesale banking, ritel, dan konsumer khususnya kredit pemilikan rumah (KPR).

Kualitas kredit juga dapat ditekan sebaik mungkin. NPL gross Bank Permata tercatat sebesar 2,8% sementara NPL net 1,3%.

Adapun tahun 2018 NPL gross Bank Permata sebesar 4,4%, dan NPL net 1,7%. Adapun rasio pencadangan Bank Permata terjaga di level 132,8%.

Dari kinerja penghimpunan dana, Bank Permata berhasil mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) 4,3% (yoy) yang utamanya didukung oleh pertumbuhan tabungan 15,5% dan giro 3,6%.

Sementara deposito cenderung tumbuh lambat sebesar 0,6%. Ini membuat rasio dana murah Bank Permata meningkat dari 48% pada 2018 menjadi 51% akhir tahun lalu.

"Likuiditas kami tetap terjaga dengan rasio LDR sebesar 86,3%, sedikit menurun dibandingkan akhir 2018 namun tetap sejalan dengan upaya Bank untuk terus menjaga likuiditas tetap optimal serta mendukung pertumbuhan kredit di masa mendatang di tengah ketatnya likuiditas di industri perbankan," sambung Ridha. kbc10

Bagikan artikel ini: