Tiga PTN ini pacu riset pengembangan ventilator

Senin, 6 April 2020 | 21:04 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Tiga perguruan tinggi negeri (PTN) tengah memacu riset guna mampu memproduksi ventilator di dalam negeri menyusul melonjaknya kebutuhan  seiring mewabahnya virus corona atau Covid-19.

"Kini ada upaya on going yang libatkan YPTI (PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri) juga bersama dengan UGM dan nanti pada gilirannya akan kami kawinkan dengan Toyota Motor," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasimita di Jakarta, Senin (6/4/2020).

Agus mengatakan, YPTI dan UGM sudah melakukan reverse engineering untuk dapat merekayasa serta merumuskan cetak biru ventilator seperti apa. Pasalnya, saat ini pelaku industri belum memproduksi alat tersebut, salah satunya lantaran belum ada cetak birunya.  "Nanti proses ini bisa kita lihat kesuksesannya," terang Agus.

Selain UGM, Institut Teknologi Bandung (ITB) juga kini tengah mengembangkan ventilator buatan lokal. Berbeda dengan UGM, ITB tidak melakukan reverse engineering, melainkan merekayasa langsung. Proses rekayasa itu kini sudah didampingi Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan.

Agus mengatakan, saat ini pengembangan ventilator lokal itu sedang memasuki tahap penyempurnaan sistem. Harapannya, ventilator sederhana ini bisa dimanfaatkan untuk membantu penanganan awal bagi pasien yang belum dirawat di rumah sakit. Perguruan tinggi lainnya yang melakukan pengembangan ventilator adalah dari Universitas Indonesia.

"Harapannya dalam waktu dekat sudah bisa direalisasikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan ventilator, khususnya untuk kasus awal, kasus ringan," kata Agus.

Pasalnya, permintaan atau kebutuhan ventilator terus melonjak sehingga harga semakin tinggi. Belum lagi, kata Agus, kerap ada aksi hijack dalam pembelian ventilator tersebut di kancah internasional.

Agus mengemukakan kondisi industri di Tanah Air ini memang berbeda jika dibandingkan dengan Amerika Serikat (AS) atau Eropa yang sudah melakukan produksi massal ventilator melalui perusahaan otomotif."Di AS mereka bisa cepat karena langsung kerja sama antara perusahaan alat kesehatannya yang memberikan blueprint pada perusahaan otomotifnya. Selain itu bahan baku juga tidak menjadi masalah," pungkasnya.kbc11

Bagikan artikel ini: