Kreatif! Kaos 'Physical Distancing' bikinan Arek Suroboyo ini dipesan Papua hingga Malaysia

Sabtu, 11 April 2020 | 00:11 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Pandemi virus corona atau Covid-19 memberi terhadap banyak sektor perekonomian. Apalagi sejak masa darurat dan penerapan physical distancing oleh pemerintah kian menghantam dunia usaha.

Beragam cara pun dilakukan para pelaku usaha untuk bisa eksis. Seperti yang dilakukan pemilik gerai custom kaos Viqui di Cito Mall Surabaya, Hadi Reksa. Bersama sang istri, dia kreatif dengan membuat kaos tematik yang disesuaikan dengan kondisi saat ini, seperti Physical Distancing, Social Distancing dan tentang keharusan Jaga Jarak. 

Diakuinya, sejak masa social distancing diberlakukan pada 16 Maret 2020 lalu, omzet Arek Suroboyo ini merosot tajam. "Seringkali tidak ada pembeli satupun di gerai. Jangankan beli, orang lewat pun sangat sedikit, " ungkap Hadi, Jumat (10/4/2020).

Tak hanya pasar offline, jalur daring pun mengalami kelesuan yang serupa. Dia menduga, daya beli masyarakat akan barang fesyen menurun drastis akibat penerapan kebijkan belajar dan bekerja di rumah alias Work from Home (WFH). 

"Orang lebih mementingkan membeli kebutuhan pokok, masker dan Hand Sanitizer," tandasnya.

Hingga pada sekitar akhir Maret lalu, di tengah kondisi yang tak juga berubah, angin segar berhembus ketika pada awal April, ada order dari salah satu temannya untuk membuat kaos tema social distancing. 

"Saya berfikir ini peluang bagus, sekalian membantu mengkampanyekan program pemerintah tentang kewajiban menjaga jarak saat pandemi Covid-19," beber Hadi.

Dari hal itu ia lalu mencoba mengembangkan konsep desain yang tidak biasa. Untuk awal ada sekitar 10 tema yang dia buat. Dan satu diantaranya yang paling laku keras adalah quote "Jaga Jarak Tapi Jangan Terlalu Jauh, Nanti Aku Kangen".

"Mungkin karena quote ini tidak terlalu formal dan ada kesan mengajak kampanye Jaga Jarak melalui kata-kata yang membuat orang tersenyum, jadinya bisa diterima semua kalangan," tambahnya.

Berkat ide segar itu, kaosnya mulai mendapat banyak pesanan. Mereka bukan hanya dari Surabaya dan Jawa, namun hingga Samarinda, Makasar, Balikpapan, Papua bahkan hingga Malaysia. 

Kaosnya juga dipakai sejumlah influencer, seperti model Arif Bungsu, management model, fashion designer Alben Ayub Andal dan Dibya Hody. "Ada pemesan juga dari alumnus Kedokteran Unair angkatan 95. Jumlahnya lumayan banyak dan terus bertambah setiap hari," jelas Hadi.

Semua kutipan yang dibuat, menurut Hadi, selain dari riset, juga dia dapat dari beberapa teman yang selalu mendukung usahanya.

Kini di tengah kondisi ekonomi yang melambat akbat pandemi Covid-19, Hadi mulai bisa bangkit.

Setidaknya dari pembeli daring Hadi bisa mengerjakan puluhan kaos pesan moral setiap harinya. Beberapa konsep baru kutipan yang menggelitik pun mulai dia konsep, seperti "Jaga Jarak itu Berat, Tapi Kita Pasti Kuat", dan sebagainya.

Program 1 kaos 1 donasi masker

Membanjirnya pesanan disyukuri Hadi, meski dia mengaku bukan bermaksud memanfaatkan momen. Oleh karenanya, sebagai wujud berbagi kebahagiaan, dia bekerjasama dengan salah satu pembeli dari kalangan dokter, dengan mengembangkan program sosial donasi 1 masker untuk setiap pembelian 1 kaos di gerainya.

"Jadi, setiap 1 kaos yang Anda beli, kami akan kami sisihkan Rp 5 ribu untuk pembelian masker kain yang akan kita bagikan kepada masyarakat kurang mampu yang terdampak Covid-19," pungkasnya. kbc7

Bagikan artikel ini: