Industri lokal mulai produksi ventilator secara massal

Jum'at, 15 Mei 2020 | 06:04 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Kebutuhan akan peralatan kesehatan kian meningkat sejak pandemi virus corona (Covid-19). Sayangnya, tingginya kebutuhan itu tidak diimbangi kesiapan produksi.

Namun kini Indonesia bersyukur karena untuk pertama kalinya sektor industri Indonesia akan memproduksi ventilator. Produksi massal ventilator bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi, salah satunya Universitas Gadjah Mada (UGM).

Hal itu dikatakan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam konferensi pers Gerakan Nasional #BanggaBuatanIndonesia bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju secara virtual, Jakarta, Kamis (14/5/2020).

"Sebelum Covid-19 ini tidak ada industri yang memproduksi ventilator," kata Agus.

Menperin menuturkan, ventilator yang akan diproduksi secara massal ini merupakan ventilator dengan teknologi tinggi. Sehingga Indonesia tidak perlu lagi ketergantungan ventilator buatan pabrikan luar negeri.

"Industri kita sekarang punya produk yang dibutuhkan yang selama ini impor dari negara lain. Sekarang kita produksi secara mandiri," kata Agus.

Produk Indonesia ini sangat penting di tengah pandemi Covid-19. Diharapkan kementerian dan lembaga bisa membantu kebutuhan belanja modal dan barang. Sehingga bisa membantu dunia industri manufaktur dan bidang lainnya yang menghasilkan produk andalan. Salah satunya ventilator ini.

Sementara itu PT Len Industri (Persero) juga mengumumkan mulai memproduksi emergency ventilator untuk penanganan pasien Covid-19. Alat ini memakai komponen lokal dan desain dari BPPT dan ITB.

Selain memenuhi kebutuhan, pembuatan ventilator juga menjadi salah satu upaya menjaga bisnis tetap berjalan di masa pandemi Covid-19.

Direktur Utama Len Industri, Zakky Gamal Yasin mengatakan Len juga melakukan pengembangan Controlled Ventury Base CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) yang membantu percepatan penyembuhan pasien Covid-19 stage 2 melalui proses menjaga konsistensi level oksigenasi dalam hemoglobin pasien.

Ia mengatakan merebaknya wabah virus corona, menyebabkan banyak efek negatif, baik kesehatan, pendidikan, kehidupan sosial, hingga ekonomi dan di Indonesia, mau pun di dunia, tak terkecuali

"Ini adalah kondisi sekarang yang penuh tantangan. Selain harus mencegah dan memutus penyebaran virus corona, namun juga harus tetap menjaga roda bisnis perusahaan tetap berjalan," kata dia. kbc10

Bagikan artikel ini: