Bantu tugas pelajar selama pandemi, pengguna Brainly tembus 350 juta

Senin, 21 Desember 2020 | 21:22 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Pandemi Covid-19 membuat kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah dengan melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Para siswa pun memanfaatkan platform pendidikan online untuk belajar dari rumah.

Salah satu yang banyak digunakan adalah Brainly. Brainly ibarat platform Quora yang berisi kumpulan soal mata pelajaran dari berbagai jenjang pendidikan, sekaligus jawabannya.

Diberlakukannya pembelajaran jarak jauh, pengguna Brainly pun kini berlipat ganda. Pada 2020, Brainly mencatat kenaikan jumlah pengguna yang signifikan menjadi 350 juta pengguna, lebih dari dua kali lipat dari 2019 yaitu 150 juta pengguna.

Tidak hanya jumlah pengguna, Brainly juga mendapatkan kucuran dana segara sebesar 80 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,1 triliun (kurs Rp 14.100) pada putaran pendanaan seri D.

Kucuran dana diperoleh dari beberapa investor, seperti Learn Capital, Prosus Ventures, Runa Capital, MantaRay dan General Catalyst Partners.

Dana ini rencananya akan digunakan untuk membangun tool dan mengembangkan ekspansi ke negara kunci, seperti Indonesia dan Brasil. Total pendanaan yang dihimpun Brainly dilaporkan mencapai 150 juta dollar AS (sekitar Rp 2,1 triliun).

Pada putaran pendanaan seri C sebelummya, Brainly mendapatkan kucuran dana 30 juta dollar AS (Rp 424 miliar). Dana tersebut digunakan untuk fokus mengembangkan pasar AS.

Tidak disebutkan berapa valuasi Brainly. Namun, menurut estimasi PitchBook, valuasi Brainly diprediksi mencapai 180 juta dollar AS (sekitar Rp 2,5 triliun).

"Brainly telah menjadi salah satu komunitas belajar terluas di dunia, meraih pertumbuhan organik yang signifikan di lebih dari 35 negara," ujar Vinit Sukhija, perwakilan dari Learn Capital.

Pandemi juga turut memengaruhi segmen pengguna Brainly. Sebelum pandemi, pengguna Brainly didomunasi para pelajar dengan rentang usia 13-19 tahun.

Setelah pandemi, Brainly mencatat pertumbuhan 15-20 persen registrasi baru yang berasal dari orang tua. Orang tua siswa menggunakan Brainly untuk membantu anak-anak mereka mengerjakan tugas sekolah di rumah.

"Pendidikan online bukan lah area yang menarik bagi investor dunia barat (sebelum pandemi) dan hal itu berubah banyak, dengan adopsi pengguna yang besar dari orang tua dan guru," kata CEO dan co-founder Brainly, Micha Borkowski seperti dikutip dari Tech Crunch, Minggu (20/12/2020).

"Transisi pendidikan dari offline ke online, membuat anak-anak bekerja keras karena guru-guru mereka juga harus melakukan banyak hal, jadi mereka tidak bisa terlibat satu sama lain," imbuh Borkowski.

Ke depannya, lanjut Borkowski, Brainly akan menyiapkan beberapa produk baru. Seperti membawa lebih banyak tutorial, video, dan pemanfaatan AI.

Dengan AI, pengguna tidak hanya disodorkan jawaban atau teknik menjawab soal. AI juga akan menyarankan pelatihan yang serupa dengan pencarian pengguna sebelumnya, termasuk tawaran bertemu pengajar untuk membantu memecahkan soal.

Produk tutoring merupakan proyek pilot Brainly dan saat ini telah mencapai 150.000 sesi. Brainly juga berencana memperbanyak produk video setelah tahun 2018 lalu, mereka mengakuisisi startup video pembelajaran, Bask. kbc10

Bagikan artikel ini: