Penjualan Mobil Tertekan, Gaikindo Ungkap Permasalahan Ekonomi Ini

Kamis, 28 Maret 2024 | 09:33 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Penjualan mobil di Tanah Air mengalami perlambatan di awal tahun ini. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), data wholesales atau penjualan dari pabrik ke diler di Februari 2024 sebanyak 70.657 unit, atau jeblok 16.402 (18,8%) unit dibanding Februari 2023 yang menyentuh 87.059 unit.

Pelaku otomotif menilai penurunan penjualan itu merupakan output dari berbagai indikator yang kompleks. Sayangnya, berbagai faktor minus itu menjadi satu sehingga membuat penjualan mobil langsung jatuh.

"Pertumbuhan ekonomi yang melambat, kurs rupiah yang agak melemah, suku bunga yang mulai pelan-pelan naik, prosedur leasing yang agak melambat (proses ketat)," kata Ketua I Gaikindo, Jongkie D. Sugiarto, dikutip Kamis (28/3/2024).

Salah satu pabrikan yakni Toyota juga ikut menaruh perhatian pada pengetatan kredit dalam proses leasing atau perusahaan pembiayaan. Hal ini menjadi tantangan khususnya dalam menghadapi pengetatan kredit dari lembaga penyaluran atau perbankan.

"Cuma yang kita concern adalah penurunan dari ekonomi, salah satunya dari kredit. Apakah terus apa tidak, nggak tahu. Kredit juga sekarang lebih selektif, informasi dari teman-teman kredit, NPL ada peningkatan. Ini impact terhadap market juga," ujar Direktur Marketing Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy.

Selain faktor-faktor di atas, ternyata hajatan Pemilu juga menyumbang dropnya penjualan mobil. Penjualan mobil nasional secara wholesales anjlok 22,6% secara tahunan dari 181.329 unit di Januari-Februari 2023 menjadi 140.273 unit di Januari-Februari tahun ini. Sorotan lain penyebab anjloknya penjualan mengarah pada pemilu.

"Kami lihat dari awal tahun lalu, efek dari persiapan pemilu. Itu terjadi bukan hanya kali ini. Dari dulu, Pemilu juga berdampak pada penurunan," kata Anton.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti secara khusus tren penjualan mobil dan motor yang anjlok drastis pada akhir Februari 2024. Meskipun dia meyakini tingkat konsumsi masyarakat masih sangat baik.

Dia mengatakan, penjualan mobil telah terkontraksi delapan bulan berturut-turut hingga akhir Februari penjualannya minus 18,8% secara tahunan atau year on year. Sementara itu, penjalan sepeda motor telah terkontraksi selama enam bulan berturut-turut hingga ke level minus 2,9%.

"Ini berarti untuk pembelian barang durable goods seperti mobil dan motor mengalami tekanan. Meski, consumer index kuat. Ini yang perlu kita jaga" kata Sri Mulyani. kbc10

Bagikan artikel ini: