Royal Plaza Jadi Mal Pertama Terapkan Non-Tunai di Indonesia

Jum'at, 5 April 2024 | 22:34 WIB ET
foto: kabarbisnis/dio
foto: kabarbisnis/dio

SURABAYA, kabarbisnis.com: Jangan kaget ketika Anda berbelanja atau melakukan transaksi di Royal Plaza Surabaya diharuskan tidak menggunakan uang tunai alias cashless. Pasalnya, pusat perbelanjaan yang dikelola Pakuwon Group tersebut telah menahbiskan diri sebagai mal pertama di Indonesia yang transaksinya non-tunai.

Guna mendukung program tersebut, Royal Plaza berkolaborasi dengan BRI yang notabene cukup gencar mengkampanyekan program Cashless Society melalui produknya BRImo.

Peluncuran "The First Cashless Mall in Indonesia" dihadiri oleh Amam Sukriyanto (Direktur BRI), Setiyarta (Regional CEO BRI Surabaya), Bandoe Widiarto (Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur), Sutandi Purnomosidi (Director of Marketing Pakuwon Group), Minarto Basuki (Director of Finance Pakuwon Group) dan Devina Chandra (General Manager Royal Plaza). Selain itu, acara ini turut dihadiri jajaran pengurus Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jawa Timur, management Pakuwon Group, management BRI dan para pemilik tenant Royal Plaza di Atrium Royal Plaza, Jumat (5/4/2024).

Sutandi Purnomosidi mengatakan, langkah yang dilakukan Royal Plaza sebagai wujud dukungan program Cashless Society oleh pemerintah. Pihaknya bersyukur niat tersebut mendapat dukungan bank BUMN, yakni BRI.

"Kedepannya belanja di Royal Plaza akan lebih mudah dengan pembayaran Cashless. Tak hanya itu, banyak sekali keuntungan yang didapatkan apabila menggunakan pembayaran cashless, selain untuk mendorong tingkat hygiene di masyarakat, juga problem uang kecil bisa dihindari. Selain itu pegang uang fisik juga berisiko, selain ribet dan berpotensi hilang juga menghindari uang palsu," paparnya di sela peluncuran "The First Cashless Mall in Indonesia".

Dijelaskan Sutandi, dari total 1950 unit atau 959 toko yang ada di Royal Plaza, sekitar 80 persen sudah menerapkan cashless. Pihaknya menargetkan dalam 3-6 bulan ke depan seluruh tenant sudah menggunakan cashless. "Dalam tiga bulan ke depan masih kita tolerir karena masa transisi, namun target 6 bulan ke depan semua harus sudah cashless," ujarnya.

Dipilihnya Royal Plaza, menurut Sutandi, karena memang sebagian besar tenant di mal tersebut adalah skala usaha mikro kecil menengah (UMKM), sehingga juga ikut mendukung digitalisasi di sektor UMKM. Pihaknya berharap kesuksesan Royal Plaza dalam menerapkan cashless tersebut bisa menular ke mal-mal lain yang dikelola Pakuwon Group.

General Manager Royal Plaza, Devina Chandra menambahkan, pihaknya terus gencar untuk melakukan edukasi ke tenant dan sosialisasi ke pengunjung. Termasuk mengarahkan untuk layanan QRIS maupun EDC, karena sudah difasilitasi oleh BRI.

"Guna mendukung program cashless tersebut, kami juga akan menggelar beragam program untuk transaksi non-tunai, seperti belanja berhadiah mobil, motor, gadget, dan sebagainya," tandasnya.

Dalam kesempatan itu Direktur BRI Amam Sukriyanto mengungkapkan, pihaknya sangat mengapresiasi langkah Pakuwon Group dalam mendorong pembayaran cashless di Royal Plaza. Hal itu selain untuk mendukung program pemerintah, juga memudahkan pedagang dalam mengelola keuangan karena uang yang masuk langsung ke rekening.

"Otomatis pengelolaan keuangan mereka terdata, dan ini sangat dibutuhkan ketika berhubungan dengan bank untuk pengembangan bisnisnya," tukasnya.

Dikatakannya, sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, tingkat kesadaran masyarakat Surabaya dalam transaksi non-tunai cukup tinggi. Terbukti, saat ini jumlah pengguna BRImo di wilayah Surabaya sudah mencapai 2.043.714 user yang tentunya akan selalu tumbuh dan menjadi pasar potensial seiring meningkatnya transaksi digital di masyarakat.

Regional CEO BRI Surabaya, Setiyarta menambahkan, BRI selalu berkomitmen mengawal jalannya edukasi digitalisasi transaksi di masyarakat. "Melalui produk-produk kami, kami berusaha memperkenalkan segala jenis alat pembayaran digital yang memudahkan dan ramah digunakan untuk masyarakat. Mulai EDC, QRIS, BRIZZI, BRImo, harapannya bisa terus kami galakkan untuk menjadi stimulus bagi masyarakat terlebih dengan hadirnya Royal Plaza sebagai Cashless Mall," ucapnya.

Pihaknya mencatat, per 2 April 2024 perkembangan alat digital di RO Surabaya cukup signifikan, dimana user EDC BRI mencapai 16.941 user dengan Sales Volume EDC sebesar Rp 1,7 triliun, dimana di akhir tahun 2023 lalu mencapai 13.000 user dengan Sales Volume Rp 5,8 triliun.

Sementara untuk user QRIS mencapai 269.533 user yang menghasilkan Sales Volume hingga Rp 376 miliar, dimana di akhir tahun 2023 usernya sebanyak 250.898 user dengan Sales Volume Rp 914 miliar.

Dalam kesempatan yang sama Deputi Kepala Perwakilan BI Jawa Timur, Bandoe Widiarto mengapresiasi langkah BRI bersama Pakuwon Group dalam mendorong transaksi cashless. Dia pun optimistis ke depan program digitalisasi dalam sistem pembayaran terus meningkat.

BI, lanjut dia, terus berusaha untuk digitalisasi di tiga sektor, yakni transportasi, transaksi di pemda guna mendorong pendapatan asli daerah termasuk pajak dan retribusi, juga sektor bantuan sosial.

"Yang terpenting adalah literasi dan edukasi ke masyarakat dan merchant. Karena mengubah kultur itu butuh waktu. Namun bagi kami terpenting semangat ke arah non-tunai," pungkasnya. kbc7

Bagikan artikel ini: