Genjot program investasi, Allianz incar wirausahawan

Rabu, 8 Juni 2016 | 11:22 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: PT Asuransi Allianz Indonesia membidik peluang program investasi sederhana usaha mikro yang dinilai memiliki potensi untuk terus bertumbuh. Melalui program investasi Trust Network Finance (TNF), perusahaan menyasar wirausahawan mikro di Indonesia dengan program investasi sederhana berprinsip syariah.

Country Manager & Direktur Utama Allianz Life Indonesia Joachim Wessling mengatakan, program ini bukanlah bentuk pinjaman konvensional melainkan program investasi sederhana yang dikemas dalam bentuk investasi atas dasar asas kepercayaan (trust) dengan akad qardh.

"Kami memberikan investasi yang sederhana dan ringan, apabila mereka bisa mengelola untuk dapat mengembalikan dana investasi tersebut dengan pembagian sukarela maka kami dapat mempercayai mereka," kata Joachim, Selasa (7/6/2016).

Lebih detail, Head of CSR Allianz Indonesia Indra Yuliawan menjelaskan sebagai tahap awal, wirausahawan yang tertarik mengikuti program tersebut diharuskan mengikuti sistem seleksi tahap awal dan akan diberikan pendanaan minimal Rp1 juta dan maksimal Rp2 juta. Jika lolos tahap seleksi, maka peserta berhak melangkah ke tahapan selanjutnya dan mendapatkan pendanaan sesuai dengan skala usahanya.

"Peserta tidak diwajibkan mengembalikan dana investasi 100 persen. Profit sharing [pembagian keuntungan] sudah kami atur dan sesuai dengan prinsip syariah," katanya.

Indra mengaku, Allianz Indonesia tidak membidik keuntungan dari program tersebut dan peserta yang mengikuti program tersebut juga tidak diwajibkan menjadi nasabah asuransi Allianz Indonesia.

Pasalnya, program TNF tersebut merupakan proyek percobaan pemberdayaan ekonomi mikro yang dijalankan melalui Yayasan Allianz Peduli. Dengan dana awal Rp200 juta, Allianz Indonesia menargetkan mampu membiayai 100 pengusaha mikro tahun ini.

"Target tahun ini kami bidik 100 orang masuk dalam pilot project kami, karena kami juga rasional. Dari sisi kepercayaan, kami pasti menghadapi risiko bisnis yang harus dievaluasi tiap waktu," kata Indra. kbc10

Bagikan artikel ini: