Holding BUMN media incar pendapatan Rp1 triliun

Kamis, 9 Februari 2017 | 07:54 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Holding BUMN Media memasang target pendapatan hingga Rp1 triliun. Target tersebut dipatok National Publishing News Corporation (NPNC) untuk periode sampai 2019.

"Karena konsep awal adalah tiga BUMN dan sekarang Peruri masuk menjadi empat kemungkinan target kami bisa lebih dari Rp1 triliun," kata Direktur Utama Balai Pustaka Saiful Bahri di Jakarta, Rabu (8/2/2017).

Keempat BUMN tersebut adalah LKBN Antara, Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI), PT Balai Pustaka, dan Peruri.

Balai Pustaka sendiri menargetkan revenue hingga 2019 mencapai Rp250 miliar, sedangkan sisanya akan dibagi kepada tiga BUMN holding lainnya.

Direktur Komersial, Pengembangan Bisnis, dan TI LKBN Antara Hempi N. Prajudi menjelaskan bahwa Antara sendiri menargetkan lebih dari Rp50 miliar revenue pada tahun 2017.

Dalam berinovasi Antara sedang mengembangkan konten berbasis digital untuk penyajian berita. Hal lainnya, LKBN Antara sedang mengembangkan bisnis di bidang ekonomi kreatif, yaitu event organizer, media consulting, dan digital management system yang masih dikembangkan untuk NPNC.

Sementara itu, PNRI menargetkan revenue tahun ini sebesar Rp250 miliar. Selanjutnya, NPNC sendiri ditargetkan akan selesai di akhir tahun 2017.

Kepala Bidang Pertambangan Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Mahmud Husein mengatakan bahwa keempat BUMN tersebut tetap akan memiliki brand-nya masing-masing serta tetap bisa berinovasi masing-masing tanpa menggabungkan menjadi satu perusahaan baru.

"Konsepnya masih holding. Kami masih mencari konsultan yang tepat guna menangani formula yang tepat. Jadi, bukan menggabungkan. Hingga saat ini sudah berkolaborasi. Namun, masih dalam ranah pemasaran serta beberapa program baru yang bersinergi antara keempat BUMN, Peruri masuk karena sama-sama juga memiliki bisnis percetakan," katanya.

Nantinya, revenue masing-masing perusahaan akan saling menutupi kekurangan sehingga bisa saling bantu jika ada perusahaan yang sedang tidak sehat. kbc10

Bagikan artikel ini: