Waduh, ada temuan manipulasi telur ayam kampung, ini langkah Kementan

Rabu, 30 Agustus 2017 | 08:25 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Kementerian Pertanian (Kementan) menindaklanjuti temuan adanya manipulasi nama telur ayam Arab atau telur ayam brakel Belgia menjadi telur ayam kampung di pasaran.

Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Direktorat Jenderal Peternakan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan) Surachman Suwardi menegaskan, penamaan atau labeling nama telur di tingkat pasar maupun ritel modern harus sesuai dengan jenis telur itu sendiri.

"Tidak boleh manipulasi kalau memang ayam kampung asli ya tulis ayam kampung asli, tentunya ini masukkan yang berarti bagi kami untuk kami tindak lanjut lagi," ujarnya, Selasa (29/8/2017).

Surachman mengatakan, dirinya tak sependapat dengan paparan Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) jika disebutkan bahwa peternak telur ayam kampung kalah bersaing dengan peternak telur ayam Arab maupun brakel Belgia.

Menurut dia, sampai saat ini peternak telur ayam kampung masih ada di beberapa daerah. Sebab ada konsumsi tertentu yang harus menggunakan telur ayam kampung asli.

"Yang dijadikan suplemen jamu itu pakai ayam lokal atau ayam kampung asli Indonesia tidak pakai ayam Arab," paparnya.

"Seperti di Semarang, di Solo, di Yogjakarta itu masih ada peternak telur ayam kampung, dan Jawa Barat itu relatif punya kepercayaan tersendiri di masyarakat bahwa apabila dicampur dengan telur ayam kampung ini akan lebih berkhasiat," imbuhnya.

Sebelumnya, Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) menyatakan saat ini telur ayam kampung yang beredar luas di pasaran bukanlah telur ayam kampung asli Indonesia, melainkan telur ayam Arab atau telur ayam brakel Belgia.

Ketua Umum Himpuli, Ade M Zulkarnain mengatakan, masifnya sebaran telur ayam Arab dan telur ayam brakel sudah dimulai sejak 15 tahun terakhir dan telah merambah pasar tradisional maupun ritel modern.

Berdasarkan data Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2016, produksi telur ayam kampung pada 2016 sebesar 196.100 ton, sementara telur bebek berkisar 323.800 ton.

"Konsumen dirugikan, peternak ayam kampung pun tidak mampu bersaing dengan peternak ayam Arab sehingga yang tersisih itu peternak ayam kampung," papar Ade. kbc10

Bagikan artikel ini: