Ada 626,09 Juta Wisnus hingga September 2023, Lampaui Sebelum Pandemi

Kamis, 2 November 2023 | 09:23 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) hingga September 2023 mencapai 626,09 juta perjalanan. Angka ini melampaui kondisi pada 2019 atau pra-pandemi.

"Lebih tinggi 18,67% dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi Covid-19 pada periode Januari hingga September 2019," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dikutip dari keterangannya, Rabu (1/11/2023).

Pada periode yang sama di 2019, jumlah perjalanan wisnus tercatat mencapai 527,59 juta. Kemudian, jumlah perjalanan wisnus turun drastis akibat pandemi Covid-19 pada 2020, di mana kala itu hanya 370,28 juta perjalanan. Pemulihan jumlah wisnus mulai terlihat di tahun berikutnya.

Pada 2021, jumlah kunjungan meningkat 12,35% menjadi 416 juta perjalanan, dan kembali meningkat di 2022. Pada 2022, jumlah wisnus tercatat mencapai 555,01 juta perjalanan, dan meningkat 12,81% pada Januari-September 2023.

"Dibandingkan selama 5 tahun terakhir, jumlah perjalanan wisatawan nusantara hingga September 2023 ini merupakan yang tertinggi dibandingkan periode yang sama di 2019-2022," ujarnya.

Sementara itu secara bulanan, perjalanan yang dilakukan oleh wisnus mencapai 60,15 juta perjalanan atau sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 58,68 juta perjalanan. Pada kuartal III/2023 ini, jumlah perjalanan wisnus tertinggi terjadi pada Juli 2023 sebanyak 73,69 juta perjalanan.

"Ini didorong di antaranya karena periode liburan sekolah," pungkasnya.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno sebelumnya sempat menyampaikan tanggapan terkait rencana kenaikan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat. Untuk diketahui, pada tahun ini Kemenparekraf menargetkan 1,2 miliar hingga 1,4 miliar pergerakan wisatawan nusantara.

Namun, upaya untuk mencapai target tersebut dikhawatirkan bakal terdampak usulan revisi tarif batas atas yang diajukan maskapai penerbangan.

Sandiaga menyampaikan, pihaknya tengah melihat bagaimana keputusan Kemenhub ke depannya untuk memperkuat industri penerbangan dalam negeri sehingga dapat menambah jumlah pesawat.

"Dengan bertambahnya pesawat, maka akan meningkat frekuensi penerbangan dan ketersediaan kursi yang nanti pada jangka menengah dan menengah panjang akan berakibat pada turunnya harga tiket pesawat," kata Sandi.

Kemenparekraf, imbuhnya, terus mendorong adanya penambahan jumlah pesawat. Sebab, salah satu yang menjadi hambatan pergerakan wisnus adalah harga tiket yang dinilai mahal.

Untuk itu, Kemenparekraf menginginkan adanya langkah konkret untuk menambah jumlah penerbangan dan meningkatkan ketersediaan kursi sehingga harga tiket pesawat dalam negeri ke depannya lebih terjangkau. kbc10

Bagikan artikel ini: