Di Ujung 2023, BI Pertahankan Suku Bunga di Level 6 Persen

Kamis, 21 Desember 2023 | 15:55 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Bank Indonesia (BI) mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Desember 2023 pada Kamis (21/11/2023) hari ini memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 6 persen.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 20 dan 21 Desember 2023, memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar enam persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG Bulanan BI Desember 2023, Kamis (21/12/2023).

Dia menambahkan, suku bunga deposit facility juga tetap menjadi 5,25 persen. Lalu, juga suku bunga lending facility masih tetap sebesar 6,75 persen.

Perry menegaskan, keputusan tersebut diambil dengan tetap konsisten dalam fokus kebijakan moneter yang pro stability penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah. Selain itu juga menjadi langkah preventif dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024.  

Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet sebelumnya juga memproyeksikan BI tidak akan menaikan atau menurunkan suku bunga pada Desember 2023. "Dengan beberapa catatan, menurut saya Bank Indonesia masih akan tetap berada pada keputusan untuk tidak menaikkan suku bunga acuan atau di level tetap," kata Yusuf seperti dikutip, Kamis (21/12/2023).

Yusuf menjelaskan terdapat beberapa pertimbangan kondisi yang dilihat BI dalam keputusan penetapan suku bunga acuan bulan ini. Indikator pertama adalah inflasi yang meskipun di beberapa komponen pangan masih mengalami peningkatan namun secara umum masih berada pada perkiraan target yang ingin disasar oleh pemerintah.

Lalu pertimbangan kedua yakni volatilitas nilai tukar saat ini tidak setinggi jika dibandingkan dengan beberapa bulan lalu. "Kalaupun dia bergerak melemah, pelemahannya pun saya kira tidak akan semasif dibandingkan dengan kondisi di beberapa bulan lalu," ujar Yusuf.

Pertimbangan ketiga yakni masih adanya efek dari konflik geopolitik maupun kenaikan harga minyak. Namun, lanjut Yusuf, tantangan dari nilai tukar rupiah masih berada pada kondisi di pasar keuangan yang relatif masih dipengaruhi sentimen dari langkah Bank Sentral Amerika Serikat dalam merespons kondisi ekonomi global.

Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira juga memproyeksikan BI belum akan menurunkan suku bunganya dari posisi saat ini sebesar enam persen. "Proyeksinya suku bunga akan bertahan," kata Bhima.

Bhima menuturkan, BI perlu juga mengantisipasi tekanan rendahnya dana investasi asing di portofolio. Khususnya antisipasi tersebut perlu dilakukan menjelang pemilu pada Februari 2024.

"Tercatat dalam enam bulan terakhir nett sells dana asing di pasar saham mencapai Rp 28,3 triliun," ucap Bhima.

Di sisi lain, Bhima mengungkapkan kinerja ekspor juga masih terbilang belum begitu baik meskipun terdapat surplus dagang yang sifatnya semu. Menurutnya, hal tersebut mampu mempengaruhi devisa untuk menjaga stabilitas kurs. kbc10

Bagikan artikel ini: