Banyuwangi bentuk kader pemburu TB, ini tugasnya

Senin, 13 Maret 2017 | 11:06 WIB ET

BANYUWANGI, kabarbisnis.com: Pemkab Banyuwangi terus berusaha meningkatkan kualitas kesehatan warganya. Upaya preventif pun terus digeber. Salah satunya, membentuk kader pemburu tubercolusis (TB) di seluruh puskesmas Banyuwangi.

Pelepasan pertama kader pemburu TB dilangsungkan di Puskesmas Wongsorejo oleh Ketua Tim Penggerak PKK Ny Ipuk Fiestiandani Azwar Anas. Dalam pelepasan ini ada 10 kader Wongsorejo yang siap melakukan pemburuan terhadap penyakit TB.  

“Puskesmas Wongsorejo ini mengawali pembentukan kader TB. Setelah ini akan diikuti seluruh puseksmas yang ada di Banyuwangi,” jelas istri Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas ini, seperti dikutip Antara.

Kaser pemburu TB ini terdiri dari petugas puskesmas, masyarakat dan anggota ormas keagamaan. Mereka telah dibekali wawasan seputar TB dan pencegahannya.

Dani, sapaan akrabnya, mengatakan, selama ini yang dilakukan pemerintah dalam mendeteksi TB melalui cara pasif, di mana penderita TB datang ke puskesmas atau rumah sakit untuk memeriksakan diri dan diobati. Hal itu, lanjut dia, tidak bisa tuntas memotong rantai penularan penyakit TB.

“Kalau instrumen layanan kesehatan publik bersifat pasif, susah bagi kita untuk mendeteksi sekelilingnya. Padahal penularan TB ini sangat dipengaruhi kondisi lingkungan sekitar. Kalau sudah ada kader TB, mereka ini yang akan mengecek langsung ke rumah-rumah warga. Kader bisa sekaligus mengecek kondisi penderita dan lingkungan sekitarnya,” jelas Dani.

Dani menjelaskan lebih lanjut, kebanyakan kasus TB baru diketahui belakangan karena masih ada warga yang berlum rutin berobat ke puskesmas.

“Ini jadi perhatian kita semua. Selain saat ini puskesmas rutin mengecek kondisi warga, kader TB juga akan aktif memantau pasien TB. Mereka yang waktunya berobat ke puskesmas, akan terus diingatkan kader. Bahkan bila perlu, obat akan diantar karena memang harus rutin diminum,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Wongsorejo Moh Shodiq, menambahkan, penderita TB di Kecamatan Wongsorejo sebanyak 64 orang.

“Target kami, 2.000 rumah yang ada di lima desa di wilayah Wongsorejo ini akan diperiksa kondisi dan lingkungannya. Karena kondisi rumah ini sangat mempengaruhi tingkat penularan. Dalam kerjanya, setiap kali kader turun akan memeriksa 10 rumah. Dan ini bergilir ke seluruh desa,” kata dia.

Mekanisme kerjanya, lanjut dia, setelah ditemukan warga yang terindikasi TB dari pemeriksaan dahak, mereka akan langsung dirujuk ke Rumah Sakit untuk diperiksa secara intensif. Setelah dari rumah sakit, penderita TB yang telah diperiksa tersebut akan dikembalikan ke puskesmas lagi  untuk mendapatkan perawatan TB hingga sembuh.

“Untuk bisa sembuh total, minimal untuk perawatan TB memakan sekitar 6 bulan. Mereka akan didampingi kader selama menjalani perawatan di puskesmas,” kata Shodiq. kbc9

Bagikan artikel ini: