INSA Sebut Krisis Laut Merah Ancam Keberlangsungan Eksportir
JAKARTA, kabarbisnis.com: Indonesian National Shipowners' Association (INSA) menyatakan adanya dampak krisis laut merah terhadap nasib eksportir. Seperti diketahui, krisis Laut Merah dipicu oleh perang Israel dan kelompok militan Palestina Hamas yang makin meluas.
Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto mengatakan, dampak yang dirasakan oleh eksportir yakni dengan menurunnya permintaan ekspor ke Eropa. "Karena biaya produksi jadi naik sekitar 30% sampai 40%," ujar Carmelita Hartoto seperti dikutip, Kamis (25/1/2024).
Pasalnya, harga jual semakin bertambah dan terjadinya penurunan volume produksi terhadap beberapa komiditi salah satunya furniture.
"Harga jual jadi bertambah, dan penurunan volume produksi. Komoditi itu di antaranya garment, furnitur, elektronik, komponen otomotif dan turunan palm oil," ungkapnya.
Di sisi lain, kata dia, krisis laut merah belum berdampak secara langsung terhadap importir Indonesia.
Diketahui, sebelumnya Carmelita mengakui adanya kenaikan tarif jasa angkutan kapal atau freight rate akibat krisis laut merah.
"Memang krisis laut merah berdampak pada kenaikan freight untuk rute Asia ke Europa dan sebaliknya, karena kenaikan biaya operasi akibat memindahkan rute melalui Afrika Selatan," ujar dia.
"Bagi importir Indonesia, kelihatannya belum berdampak signifikan, karena di samping import dari Europa sangat sedikit, dan juga ada alternatif dari negara lain untuk kebutuhan impornya," pungkasnya. kbc10
AstraPay Incar 15 Juta Pengguna hingga Akhir 2024
PT Semen Padang Kembangkan Destinasi Wisata Kampung Songket di Sawahlunto
Hingga Mei 2024, Setoran Pajak Ekonomi Digital Capai Rp24,99 Triliun
TV LG OLED evo C4 Siap Jadi Primadona di Pekan Raya Jakarta
TPS Berkolaborasi Wujudkan Zero Stunting di Kecamatan Krembangan