Inflasi Tinggi, Penjualan Ponsel Diproyeksi Tumbuh Melambat di Lebaran 2024

Rabu, 3 April 2024 | 09:31 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Penjualan smartphone atau handphone alias ponsel di pasar Tanah Air diprediksi tumbuh lebih lambat pada Lebaran 2024 dibandingkan momen lebaran tahun lalu.

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda melihat pertumbuhan konsumsi handphone masih ada menjelang lebaran 2024 dibandingkan tahun lalu.

"Meskipun akan sedikit melambat," kata Huda seperti dikutip, Rabu (3/4/2024).

Menurut Huda, ada dua faktor yang menyebabkan konsumsi penjualan handphone melambat pada Lebaran tahun ini. Pertama, karena tunjangan hari raya (THR) dan lebaran yang bertepatan dengan awal bulan.

"Saya rasa akan membuat permintaan handphone akan cenderung naik setelah THR dan gajian, meskipun pada awal tahun hingga awal April cenderung sepi," ujarnya.

Kedua, kondisi inflasi yang cukup tinggi. Huda menyampaikan bahwa tingginya inflasi juga menyebabkan terkikisnya daya beli masyarakat. Akibatnya, masyarakat akan mengalihkan budget pembelian handphone baru ke kebutuhan primer terlebih dahulu.

Di samping itu, Huda mengungkap juga ada pergeseran dari permintaan handphone kelas menengah ke kelas bawah. "Tetapi untuk handphone kelas atas nampaknya masih akan cukup tinggi permintaannya dikarenakan efek inflasi cenderung kurang signifikan," ungkapnya.

Sementara itu, Laporan Counterpoint Monthly Indonesia Tracker (2023) menunjukkan bahwa pengiriman smartphone di Indonesia terpantau masih anjlok hingga menyentuh 6% secara tahunan (year-on-year/yoy) sepanjang 2023.

Namun, penurunan ini lebih kecil dibandingkan penurunan sebesar 10% pada semester I/2023 karena OEM smartphone memanfaatkan lebih banyak peluang selama musim belanja perayaan di semester II/2023.

"Selama periode tersebut, terjadi peningkatan permintaan ponsel cerdas karena promosi harga/program bundling, ritel offline, perluasan cakupan penjualan offline, dan peluncuran baru yang menampilkan peningkatan spesifikasi dan teknologi terbaru untuk menggantikan model lama," ungkap laporan tersebut.

Masih mengacu laporan Counterpoint Monthly Indonesia Tracker, segmen kelas atas (US$400–US$600) tumbuh 13% pada semester II/2023. Segmen premium (>US$600) juga meningkat 11%.

Sementara itu, Analis Senior Febriman Abdillah memproyeksi situasi makro ekonomi Indonesia dapat menghadapi ketidakpastian yang tinggi pada 2024 karena keadaan politik dalam negeri serta ketegangan ekonomi domestik dan global.

Menurutnya, jika kondisi politik yang menguntungkan terjadi pada 2024 serta pertumbuhan makro ekonomi yang stabil, maka pasar smartphone Indonesia diperkirakan akan berkembang dengan baik.

"Dengan asumsi adanya transformasi digital yang berkelanjutan dan optimalisasi jaringan 4G di wilayah yang lebih luas," ujarnya.

Dia juga berharap adanya peningkatan pada spesifikasi smartphone dengan teknologi terkini yang dibenamkan pada smartphone mendatang. kbc10

Bagikan artikel ini: