Penjagaan di Tanjung Perak dan Bandara Juanda diperketat
SURABAYA, kabarbisnis.com: Aksi bom yang terjadi di sejumlah titik di Surabaya dan Sidoarjo membuat pengamanan sejumlah objek vital bisnis dan transportasi di Surabaya ditingkatkan guna mengantisipasi kejadian teror berulang kembali.
Lia Indi Agustiana, VP Corporate Communication Pelindo III, mengatakan perseroan meningkatkan pengamanan internal. Selain itu pengamanan diperkuat polisi dengan bantuan TNI juga.
"Jumlah orang yang melakukan penjagaan meningkat, itu dari internal, eksternal Polri dan ada TNI juga," jelasnya, Senin (14/5/2018).
Dia menggambarkan pengamanan per terminal ada 20 orang dalam tiga sift. Biasanya dalam kondisi normal pengamanan per sift hanya melibatkan 4-5 orang.
"Peningkatan pengamanan di semua terminal, Jamrud, Mirah," katanya.
Peningkatan pengamanan tersebut dilakukan guna mendukung aktivitas bongkar muat yang tetap normal dijalankan tanpa pengecualian.
Sementara di Bandara Juanda, pengamanan dan pemeriksaan kendaraan yang masuk area bandara juga dilakukan lebih ketat. Pemeriksaan meliputi isi penumpang, bagasi, dan detail bawah mobil.
Seperti diketahui, teror bom terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya terjadi sekitar 07.15 WIB, Minggu (13/5/2018).
Kemudian disusul kejadian serupa di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Arjuno dan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro.
Pada Senin (14/5/2018), hari ini terjadi teror bom di Mapolrestabes Surabaya yang dilakukan dua sepeda motor dengan empat orang pengendara. Selain itu ada baku tembak di Jedong, Urang Agung, Sukodono, Sidoarjo, dalam upaya penangkapan terduga teroris. kbc10
Pikachu Berkemeja Batik Sapa Warga Surabaya di Pakuwon Mall
OpenAI Siap Buka Selubung Mesin Pencari Saingan Google
Cangklong Elektrik Tawarkan Cuan Tambahan Melalui Inovasi Ini
Pendapatan AirAsia Indonesia Melambung Jadi Rp6,62 Triliun di 2023
PPN 12% Jadi Diterapkan di 2025? Begini Kata Airlangga