Konflik Iran-Israel Bikin Pengusaha Logistik Was-was

Rabu, 17 April 2024 | 09:34 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Konflik Iran vs Israel dinilai berpotensi mengerek biaya pengiriman barang seiring dengan potensi menguatnya harga bahan bakar minyak (BBM).

Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik & Forwarder Indonesia (ALFI) Akbar Djohan, menuturkan, sebagai salah satu bagian dari rantai pasok global, konflik Iran vs Israel akan menimbulkan dampak kepada sektor logistik nasional.

Dia menjelaskan, salah satu dampak konflik ini ke sektor logistik adalah potensi kenaikan biaya pengiriman (freight cost).

Akbar menjelaskan, saat ini Indonesia masih menjadi salah satu negara importir minyak terbesar di dunia. Sementara itu, perang antara Iran dan Israel dapat memicu kenaikan harga BBM. Hal tersebut akan turut mempengaruhi biaya bahan bakar pada sektor pelayaran.

Sehingga, biaya pengiriman baik untuk pelayaran internasional maupun domestik pun akan mengalami kenaikan. "Multiplier effect-nya bilamana ada penyesuaian harga BBM domestik yang tentu akan berdampak kepada kenaikan biaya dan harga produk ke semua sektor ekonomi domestik," kata Akbar dikutip, Rabu (17/4/2024).

Seiring dengan hal tersebut, Akbar menyarankan pemerintah untuk melakukan langkah strategis untuk memitigasi dampak konflik ini. Menurutnya, salah satu upaya yang perlu dilakukan khususnya terkait subsidi bbm untuk menjaga stabilitas domestik dan potensi inflasi yang makin besar.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengaku bahwa secara fundamental perekonomian Indonesia masih dalam kondisi aman di tengah konflik Iran-Israel.

"Perekonomian Indonesia tumbuh solid 5%. Dengan inflasi 2,5 plus minus 1%. Neraca dagang surplus. Cadangan devisa masih sekitar US$136 miliar," kata Airlangga.

Dari segi pasar keuangan, Airlangga melanjutkan Indeks Dolar AS (USDX) pun turut menguat di tengah rilis ekonomi amerika yang bernada sama. Meski begitu, dia mengamini bahwa eskalasi tentu meningkatkan ketidakpastian sehingga tentu harus adanya langkah mitigasi dengan mengalihkan aset ke safe haven, mengingat emas, dolar AS, dan nikel mengalami kenaikan.

"Eskalasi tentu meningkatkan ketidakpastian dan tentu yang harus dimitigasi adalah beralihnya aset ke safe haven. Mulai dari emas, dolar AS, dan nikel yang alami kenaikan," ujarnya. kbc10

Bagikan artikel ini: