Sidak Bawang Putih di Pasar Pabean, KPPU: Minggu Depan Akan Panggil Importirnya

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:38 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) hari ini, Minggu (19/5/2024) melakukan inspeksi mendadak (sidak) di 7 kota secara serentak, Surabaya, Medan, Pontianak, Bandung, Jogjakarta dan Makasar. Fokusnya adalah memantau komoditas pangan yang beberapa waktu yang lalu mengalami kenaikan harga cukup tinggi, salah satunya adalah bawang putih.

Di Surabaya, KPPU melakukan sidak di pasar Pabean, pasar yang menjadi jujugan pedagang yang lokasinya paling dekat dengan distributor atau importir bawang putih. Dari pantauan yang telah dilakukan, harga bawang putih jenis katting di pedagang pasar Pabean mencapai Rp 42.000 per kilogram, sementara untuk jenis sinco mencapai Rp 38.000 per kilogram.

Untuk harga di tingkat distributor mencapai Rp 35.000 per kilogram untuk jenis bawang putih katting dan Rp 31.500 perkilogram untuk jenis sinco. Harga tersebut menurut pekerja Toko 89 Selyana Dewi telah mengalami kenaikan secara bertahap, terkadang Rp 1.000 per kilogram, terkadang Rp 500 per kilogram. "Naik semua. Saya ambil dari Sinar Padang. Naik tidak tiap hari, kadang satu hari naik, satu hari turun, tergantung kapal. Kalau kapal sandar, harga diturunkan," kata Sely.

Ia mengaku di toko 86 tidak pernah menimbun atau menyimpan. Dalam setiap hari, biasanya ia membeli dari Sinar Padang sebanyak 50 zak per jenis dan habis. Hal ini disebabkan harga bawang putih yang cenderung fluktuatif dan berat bawang putih pasti akan susut jika disimpan lama. Apalagi menurut pengakuannya pasokan juga tidak ada kendala dan lancar.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Kantor KPPU Wilayah IV Surabaya Dendy Rahmad Sutrisno mengungkapkan bahwa saat ini harga bawang putih memang cenderung mengalami kenaikan, melebihi Harga Eceran Tertinggi (HRT). HET bawang putih jenis katting yang ditetapkan Badan Pangan Nasional sebesar Rp 37.000 per kilogram. Tetapi empat hari yang lalu sempat menyentuh diangka Rp 40.000 per kg bahkan ada yang sampai Rp50.000 per kg.

"Untuk itu kami di Surabaya bersama dengan Disperindag provinsi Jatim dan kota, Satgas Pangan Polda Jatim serta PD Pasar hari ini melakukan sidak untuk memastikan tren bawang putih. Kalau dari sisi pasokan, sepertinya tidak ada kendala dan problem signifikan. Tentu saja ini akan kami kroscek karena 90 % lebih pasokan bawang putih kita masih tergantung pada impor sehingga pemerintah memilih mekanisme kuota impor," ungkapnya.

Selanjutnya KPPU juga akan kita melihat, apakah importir sudah melakukan sesuai dengan yang diperjanjian ataukah belum agar pasokan dalam negeri tidak terganggu. Karena jika sampai pasokan bawang putih terganggu, maka akan terjadi problem. "Memang kita tahu, keterlambatan realisasi ini ada banyak sebab, kita inginkan adalah jangan sampai kasus kartel bawang putih terulang kembali. Mumpung harganya masih 5-7% diatas HET, maka kita melakukan "early warning system". Kita fokus pada upaya ada tidaknya menahan pasokan," tandas Dendy.

Oleh karena itu, KPPU merencanakan minggu depan akan memanggil importir yang ada di Surabaya, melakukan koordinasi dengan Balai Karantina serta bea cukai untuk mengetahui realisasi impornya seperti apa. "Basisnya adalah data karena langkah yang kami lakukan hari ini adalah "early warning system" supaya tidak ada ruang bagi imrpotir untuk memanfaatkan berbagai isu sehingga mengakibatkan harga bergerak naik. Apalagi menurut informasi yang kami dapat tadi bahwa pergerakan harga memang tidak banyak, tetapi kenaikannya terjadi secara kontinyu. Padahal kita sudah memilih pasar yang paling dekat dengan distributor," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jatim, Yudi Arianto mengungkapkan bahwa memang kondisi harga komoditas bawang putih pada tahun 2023 cukup stabil. Tetapi di tahun ini ada sedikit pergeseran secara konsisten. "Kami sebagai kepanjangan tangan pem pusat, dalam hal ini melakukan berbagai upaya, baik dengan melakukan pemantauan dan tingkat pasar di 38 kabupaten kota di Jatim maupun kebijakan lain yang diamanahkan pusat kepada kami," ungkap Yudi.

Kemendag, lanjutnya, sudah hadir di Jatim untuk melakukan berbagai upaya dalam rangka pengendalian harga bawang putih. "Hari ini kita sama-sama melihat kondisi di lapangan dan ini akan jadi telaah kita bersama," ujarnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Anggota Satgas Pangan Polda Jatim, Ahmadi bahwa dari sisi pasokan tidak terkendala, hanya harga relatif lebih tinggi dari tahun kemarin. "Apa Penyebabnya, akan kami telusuri ke teman importir karena Satgas Pangan dari Polda, Bareskrim dan Polres selalu melakukan pemantauan harga," pungkasnya.kbc6

Bagikan artikel ini: