Pengusaha Optimis Kinerja Ekspor RI Bisa Meningkat, Nih Syaratnya
JAKARTA, kabarbisnis.com: Di tengah kondisi ekonomi global yang belum stabil, pemerintah dinilai perlu memberikan dukungan yang lebih sistemik dan konsisten untuk menggenjot kinerja ekspor nasional.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani mengatakan, dukungan tersebut dapat membantu pengusaha dalam meningkatkan kinerja ekspornya.
"Perlu dukungan pemerintah yang lebih sistemik dan konsisten untuk meningkatkan kinerja ekspor kalau ingin efektifitasnya terlihat pada neraca pembayaran," kata Shinta seperti dikutip, Rabu (22/5/2024).
Shinta menegaskan, pengusaha hanya dapat meningkatkan kinerja ekspor, sejauh yang dimungkinkan oleh iklim usaha atau investasi di Indonesia. Menurutnya, dengan kondisi ekonomi global yang saat ini melambat dan permintaan ekspor yang tidak banyak bertambah, pelaku usaha dan eksportir sebetulnya sudah berupaya maksimal untuk mempertahankan kinerja ekspor.
Di antaranya, dengan mengupayakan diversifikasi pasar, khususnya eksportir besar yang memiliki modal lebih untuk mengeksplorasi pasar-pasar non-tradisional seperti India, Asean, dan lainnya.
Hal ini, lanjut dia, umumnya dilakukan dengan memanfaatkan perjanjian dagang seperti Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), Free Trade Agreement (FTA), maupun perjanjian lain yang sudah ada. "Tapi ya tentu kesuksesannya terbatas karena pelaku usaha yang bisa proaktif menciptakan upaya tersebut secara mandiri juga sangat terbatas," ujarnya.
Untuk menguatkan kinerja ekspor, Shinta menilai bahwa pemerintah perlu melakukan intervensi yang bersifat struktural atau perbaikan ekosistem pendukung ekspor.
Menurutnya, hal tersebut dapat dimulai dengan relaksasi dan fasilitasi akses pembiayaan ekspor dan instrumen-instrumen pendukungnya seperti penjaminan ekspor. Namun, hal tersebut akan menciptakan pertumbuhan ekspor yang terbatas kalau tidak disertai dengan peningkatan diversifikasi produk & tujuan ekspor.
"Artinya perlu ada intervensi kebijakan, fasilitasi dan bahkan edukasi yang sistemik untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas ekspor eksisting, sekaligus menambah keragaman produk ekspor unggulan dan tujuan ekspor yang belum digarap secara maksimal," pungkasnya.
Untuk diketahui, transaksi berjalan mengalami defisit sebesar US$2,2 miliar imbas penurunan kinerja ekspor nonmigas yang terpukul pelambatan ekonomi global. Adapun, transaksi modal dan finansial defisit US$2,3 miliar, lantaran keluarnya modal asing pada pasar surat utang domestik. Alhasil neraca pembayaran Indonesia pada kuartal I/2024 mengalami defisit US$6 miliar. kbc10
Terkait Judi Online, Kemenkominfo Ancam Blokir Telegram Pekan Depan
Pekerja Media dan Industri Kreatif Mengaku Tak Dilibatkan Susun RPP Kesehatan
Wujudkan Komitmen Perkuat Ekosistem Halal Indonesia, BSI Gelar International Expo 2024
Idul Adha 1454 H, Telkomsel Berbagi Kebermanfaatan pada 43 Ribu Masyarakat yang Membutuhkan
Ngeri! Transaksi Judi Online di RI Melambung 8.100 Persen Dalam 5 Tahun