Faisal Basri Ingatkan 'Family Office' Berpotensi Jadi Tempat Pencucian Uang

Jum'at, 5 Juli 2024 | 10:29 WIB ET
Faisal Basri
Faisal Basri

JAKARTA, kabarbisnis.com: Rencana pemerintah yang ingin membentuk skema investasi keluarga atau dikenal dengan istilah 'family office' mendapat tanggapan dari Ekonom Senior Internasional, Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri.

Dia menilai pembentukan tersebut tidak relevan bahkan tidak ada gunanya karena tak akan menambah pendapatan negara.

Family office merupakan salah satu upaya untuk menarik kekayaan dari negara lain untuk pertumbuhan ekonomi nasional. 

Kehadiran family office bukan hanya meningkatkan peredaran modal di dalam negeri, tetapi juga menghadirkan potensi peningkatan produk domestik bruto (PDB) dan lapangan kerja dari investasi dan konsumsi lokal.

"Pendapatannya apa? Kan enggak dipajakin biasanya. Terus uangnya dia (pemerintah) remote, jadi makin enggak relevan," kata Faisal seperti dikutip, Jumat (5/7/2024).

"Kalau dia (family office) bitcoin, dia bisa transfer ke mana aja. Jadi, tanya tujuannya apa menambah cadangan devisa? Enggak, enggak menambah cadangan defisa ya. Artinya, dia bawa uang, hari ini, besok dia bisa transfer ke mana aja, kapan saja," imbuh Faisal.

Alih-alih menguntungkan negara, Faisal justru mengkhawatirkan rencana tersebut akan menjadi tempat pencucian uang, seperti yang terjadi di Singapura.

Dia pun mempertanyakan kesiapan pemerintah dalam membentuk family office dengan adanya risiko yang lebih besar ke depan.

"Cukup banyak family business office itu menjadikan Singapura buat pencucian uang. Jadi, mereka sekarang lebih ketat. Ya itu, cucian uang. dan jangan-jangan. Ada judi online, ada apa lagi? Judi online, narkoba, pelaku-pelakunya di luar," tegas Faisal.

"Terus ya, lewat nama orang, bikin family, bisa saja seperti itu. Tanyanya siap tidak kita? Perangkat, perundang-undangannya udah siap tidak? Ya biasanya itu, tax heaven biasanya itu," sambung dia. kbc10

Bagikan artikel ini: