Dorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan, BI Jatim kembali Gelar JCC & Festival Peneleh 2024

Kamis, 27 Juni 2024 | 20:20 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur bersama Pemerintah Kota Surabaya dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali menggelar kegiatan “Java Coffee Culture (JCC) & Festival Peneleh 2024”.  

Plh. Kepala Perwakilan BI Jatim Bandoe Widiarto mengungkapkan kegiatan yang digelar selama tiga hari, dari tanggal 5-7 Juli 2024 tersebut guna meningkatakn ekonomi yang berkelanjutan mengingat kopi adalah salah satu komoditas perkebunan Jatim yang menjadi pendukung ekspor.

JCC merupakan strategic flagship event tahunan untuk memperkenalkan value, sejarah, dan filosofi kopi Jawa yang berkontribusi signifikan terhadap pengembangan komoditas kopi nasional.

“Dan satu lagi, kopi sudah menjadi lifetlstyle. Sehingga saat ini banyak kedai kopi di Indonesia. Bahkan di sekitar rumah saya saja ada lima kedai kopi. Ini perlu digarap dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, inklusif dan seimbang,” ungkap Bandoe Widianto kepada awak media di acara “Bincang Bareng Media” di Surabaya, Kamis (27/6/2024).

Ia mengungkapkan, produksi kopi di Jawa cukup besar. Pada tahun 2023, produksinya  tercatat sebesar 99,2 ribu ton. Secara spasial, produksi kopi tersebar di seluruh wilayah Jawa yang utamanya didominasi dari provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Bandoe mengungkapkan, ekspor kopi Jawa pada tahun 2023 mencapai sekitar US$ 200 juta per tahun yang didominasi oleh Jawa Timur dan mayoritas di ekspor ke Mesir, Jepang, dan Italia. Jatim menjadi provinsi yang volume ekspor kopi roasted tertinggi di Jawa. Sedanghkan komoditas ekstrak kopi didominasi oleh Banten. Ekspor olahan kopi mayoritas di ekspor ke Filiphina.

“Tetapi yang perlu digarisbawahoi bahwa ekspor kopi not roasted atau biji kopi di wilayah Jawa juga masih cukup tinggi, pangsanya sekitar 28% sehingga terdapat ruang untuk hilirisasi komoditas kopi olahan, baik roasted maupun ekstrak kopi sejalan dengan nilai tambah produk olahan yang lebih tinggi. Harga kopi non roased hanya dikisaran USS 2,32 per kilogram (kg). Sementara yang roasted mencapai US$ 3,30 per kg dan harga ekstrak kopi mencapai US$ 2,84 per kg.

Biji kopi atau not roasted terbanyak diekspor Jatim ke Mesir, Jepang, dan Italia sebagai mitra dagang utama. Sedangkan ekstrak kopi di wilayah Jawa didominasi oleh ekspor dari Banten sebesar 87% dengan negara tujuan Filiphina yang menjadi mitra dagang utama ekspor olahan kopi.

 

Tiga pilar pengembangan UMKM Kopi

Untu mendorong potensi komoditas unggulan kopi ini, maka BI Jatim berupaya meningkatkan kinerjanya, termasuk UMKM kopi dengan menerapkan tiga pilar, yaitu peningkatan korporatisasi, peningkatan kapasitas, dan perluasan akses pembiayaan.

“Melalui 3 pilar tersebut, pemberdayaan ekonomi diintegrasikan dengan peningkatan keuangan inklusif dengan target sasaran kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, masyarakat lintas kelompok, dan kelompok rentan, serta UMKM lebih berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi produktif,” terangnya.

Bank Indonesia juga terus memperkuat program pengembangan UMKM antara lain melalui pemanfaatan digitalisasi serta perluasan akses pasar domestik dan ekspor. Termasuk di dalamnya pengembangan UMKM Unggulan untuk mendukung industri kreatif, kegiatan ekspor, dan pemberdayaan perempuan. Pengembangan UMKM Unggulan difokuskan pada komoditas orientasi ekspor dan pendukung pariwisata seperti kain, kerajinan, kopi, dan makanan minuman olahan.

Terkait dengan pelaksanaan JCC tahun ke-4 ini, ia mengungkapkan tetap akan dikolaborasikan dengan Festival Peneleh, sebagai ajang promosi Kampung Wisata Sejarah di Kawasan Peneleh yang sedang dikembangkan oleh BI Jatim dan Pemkot Surabaya. Dengan kolaborasi pengembangan kopi dan pariwisata, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang mendukung program GBBI & GBWI.

“Tujuan diselenggarakannya JCC ada tiga hal. Pertama peningkatan eksprosure, daya saing, dan penjualan komoditas kopi Jawa, kedua untuk diversifikasi produk olahan dan jasa  kopi Jawa dan ketiga pengembangan pariwisata Surabaya di kota lama,” tambah Deputi Direktur BI Kanwil Jatim Iqbal Reza Nugraha.

Mengambil tema “Sinergi dalam secangkir kopi, mengupas potensi dan harmonisasi bangsa’, JCC & Festival Peneleh 2024 dirangkai dalam berbagai kegiatan, diantaranya adalah lomba story produk kopi, Festival Peneleh yang meliputi Peneleh Heritage Track dan Psar Raknjat, workshop[ produk turunan kopi, talkshow: Coffe Talk serta business matching & cupping experience.

“Evaluasi dari tahun sebelumnya, JCC ini kan muaranya pada business matching, karena kita ingin memebuka peluang pasar sebesar-besarnya, baik di level domestic maupun luar negeri. Tahun ini kami dengan target Rp 16 miliar ini kami mencoba membuka potensial buyer dari luar negeri. Kami telah beberapa ka,I melakukan perbincangan dengan KPw luar negeri untuk mengumpulkan potensial buyer. Dan kali ini ada sekitar 70 buyer yang kami undang,” pungkas Ekonom Senior Petrus Endria Effendhi.kbc6

 

Bagikan artikel ini: