Serangan Houthi di Laut Merah Bikin Pelabuhan Singapura Macet Parah

Kamis, 27 Juni 2024 | 14:19 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Serangan kelompok Houthi di Laut Merah membuat aktivitas pelayaran dunia kacau. Bahkan imbasnya terjadi kemacetan parah di pelabuhan peti kemas Singapura dalam beberapa bulan terakhir, dan menjadi yang paling terburuk sejak pandemi Covid-19.

Melansir dari Reuters, Rabu (26/6/2024) Singapura merupakan pelabuhan peti kemas terbesar kedua di dunia. Kini mengalami kemacetan parah dalam beberapa pekan terakhir.

Peritel, produsen, dan industri lain yang bergantung pada kapal kargo besar kembali berjuang melawan lonjakan harga hingga kekurangan kontainer yang kosong. Padahal saat ini banyak perusahaan yang berorientasi pada konsumen dan berupaya membangun inventaris menjelang puncak musim belanja akhir tahun.

Menurut perusahaan data maritim, Linerlytica, kemacetan pelabuhan global telah mencapai titik tertinggi dalam 18 bulan terakhir.dengan 60% kapal yang menunggu di pelabuhan berlokasi di Asia. Kapal-kapal dengan total kapasitas lebih dari 2,4 juta unit peti kemas atau setara dua puluh kaki (TEU) menunggu di pelabuhan pada pertengahan Juni.

Namun, berbeda dengan masa pandemi lalu yang membanjiri pelabuhan adalah lonjakan belanja online oleh konsumen yang tinggal di rumah. Sekarang, lonjakan kontainer di pelabuhan itu akibat dari pengalihan rute yang lebih panjang di sekitar Afrika untuk menghindari Laut Merah.

Seperti diketahui, Laut Merah merupakan lokasi kelompok Houthi asal Yaman melancarkan serangan kepada kapal-kapal dagang yang terafiliasi dengan Israel sejak November lalu. Houthi juga sempat menargetkan kapal-kapal dari Amerika Serikat dan Inggris.

Alhasil, banyak kapal menurunkan muatan dalam jumlah besar sekaligus di pusat transhipment besar, seperti Singapura. Tak sedikit pula yang membatalkan pelayaran berikutnya untuk mengejar jadwal.

"(Para Pengirim) mencoba mengatasi situasi ini dengan menjatuhkan kotak-kotak tersebut di pusat transhipment. Pengirim telah banyak mengumpulkan banyak peti kemas di Singapura, dan pusat pengapal lainnya," kata Wakil Kepala Konsultan Drewry Maritime Advisors yang berbasis di Singapura Jayendu Krishna.

Dia menyebut, rata-rata volume pembongkaran kargo Singapura melonjak 22% pada bulan Januari dan Mei. Akhirnya, berdampak signifikan terhadap produktivitas pelabuhan.

Sementara itu, Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura (MPA) mengatakan waktu tunggu rata-rata untuk berlabuhnya kapal kontainer adalah dua hingga tiga hari.

Fenomena serupa juga terjadi di pelabuhan-pelabuhan tetangga karena beberapa kapal melewati Singapura. Kemacetan mulai terjadi di Pelabuhan Klang dan Tanjung Pelepas di Malaysia. kbc10

Bagikan artikel ini: